Lagu Pemanjat
Iwan Fals
Antara hidup dan mati
Tak kan pernah aku kembali
Niatku sudah terpatri
Antara hidup dan mati
Darah keringat di batu
Terikat tali kehidupan
Rasa takut dan ragu-ragu
Mengundang dewa kematian
Berada di ketinggian
Menjawab segala tekanan
Angin kencang sebagai godaan
Kita harus mampu bertahan
Lagu pemanjat
Bukan lagu orang sekarat
Lagu pemanjat
Lagu orang yang kuat
Lagu pemanjat
Bukan hanya sekedar kuat
Lagu pemanjat
Lagu jiwa yang liat
Dinding dingin tebing terjal
Terus melambai lambaikan tangannya
Memanggil aku untuk tetap memanjati
Kehidupan yang penuh dengan misteri
Sang jari menari
Jangan berhenti
Kupasrahkan diriku
DigenggamanMu
Sang nyali bernyanyi
Di ujung kaki
Kuikhlaskan hidupku
Ya kuikhlaskan
Kudatangkan Tubuhmu
Harry Sulistiarto/Bambang Sirjhon
Langkahku semakin karam
Diantara basah humus
Arungi belukar paya
Belantara surutkan hatiku
Hari demi hariku
Sibakkan jalan
Kuterjang kegelapan
Turuti berkas sinar
Temukan wajahMu
Terjerat sudah tubuhku
Diantara duri rotan
Turuni jeram berkabut
Kerinduan merampas pikiranku
Aku harus jalani
Paruh lakon ini
Ditengah bias angan
Dan kenyataan hidup
Kugenggam parangku
Di sini
Di belantara
Di lingkar garis bumi
Kudatangkan tubuhmu
Lewat bara api unggun
Yang Mana Jalan Kesitu
Cok Rampal
Saat dipersimpangan melangkah ku terhenti
Sementara di situ jalan untuk mencari
Kenyataannya ada kadang harus berbeda
Agar sampai disana aku harus mengalami
Sementara yang kurasa
Persoalan ada memang terjadi
Suara kecil disini mengajak ku mencari
Detak waktu memacu tak pernah mau berhenti
Mengiringi langkahku membawaku bernyanyi
Nyanyian keraguan kadang memang terjadi
Kenyataannya ada tak semerdu disini
Detak waktu berlalu tak lelah mau berhenti
Diiringi napasku yang melangkah mencari
Sementara yang kurasa
Persoalan ada memang terjaga
Nyanyian persoalan memang harus terjaga
Nyanyian keraguan kadang memang terjadi
Pada Batu Dalam Diam
Harry Sulistiarto
Ketamakan membius jalan hatiku
Ribuan tegak batu bangkitkan geram
Kurasakan betapa angkuh diriku
Dari beku cengkeramku
Getar ujung pijakku
Hampir tak ku kenali diriku
Keberanian terasa sangat menyiksa
Dasar jurang mengusik mata langkahku
Kusaksikan betapa rapuh jiwaku
Dari beku cengkeramku
Getar ujung pijakku
Hampir tak ku kenali diriku
Ya aku di puncak ini
Terikat pada batu
Hampir tak kulihat apa-apa
Kesabaran membasuh hari-hariku
Hitamnya batu hitam dasar sukmaku
Kurasakan kuasaMu dalam diam
Dari beku cengkeramku
Getar ujung pijakku
Hampir tak ku kenali diriku
Iya Memang Kamu
Cok Rampal
Bukan lagi cermin
Bedak gincupun tak perlu
Kamu memang masih kamu
Dari dulu memang itu kamu
Waktu jiwamu lelah
Tanganku tak mampu tengadah
Seberang bumi sana
Keluh semakin membara
Beri ramahmu
Sementara tempatku teduh disini
Bukakan aku pintu
Agar bisa memuji dirimu
Cerita tentang merdeka
Lewat mantera sang pujangga
Kamu memang masih kamu
Dari dulu masih tetap kamu
Kata hati bertanya
Masih tegarkah jiwamu ?
Kini kunyanyikan rasa
Lewat suasana yang ada
Kamu memang tetap kamu
Kamu dari dulu kamu
Kamu memang masih kamu
Dari dulu kamu tetap kamu
8,8 mm Dalam KuasaMu
Harry Sulistiarto
Usai sudah kata kataku
Sendiri terkunci disini
Menatap belukar karang terjal
Arang semua mimpiku
Coba singkirkan gamang hati
Menjadi belati sendiri
Menembus dinding kelam langit hitam
Bersama geram di nadiku
Tanah oh tanah tanahku
Beri baja ragaku
Kan ku terjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya
Koyak sudah semua yang ada
Terkoyak ke dasar sukmaku
Sendiri tergantung di gelap malam
Berakhirkah ku disini ?
Sirna kini kesombonganku
Terhempas berkali dan luka
Diterkam beku digerus badai
Tawarkan ku tuk menyerah
Api oh api apiku
Beri bara darahku
Kan kuterjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya
Tuhan oh Tuhan Tuhanku
Beri mata hatiku
Tetap kusadarkan Kau pelindung diriku
PadaMu ku berserah diri
Lagu Lama Gaungnya Rata
Cok Rampal
Dari arah mana aku menyapa
Terhalang bukit dinding berbatu
Irama lama membawa berita
Ceritanya tak semerdu dulu
Tetabuhan gendangmu bertalu
Merayapi tebing gaungnya bergema
Menangkap keluhmu kisahnya rindu
Dendangmu biru rindukan kerja
Berbondong-bondong awan berarak
Mengusik langitku rautnya kelabu
Orang berarak tebarkan berita
Mengajak sadar ku mencari tahu
Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyiannya masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu
Nyanyian rindumu nyanyian duka
Semakin merdu makin menyiksa
Merantau tak mereka duga
Menyeberang tak mereka suka
Menganggur tak mereka pinta
Suara biru gaungnya rata
Nyanyian rindumu nyanyian duka
Semakin merdu makin menyiksa
Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyiannya masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu
Irama lamaku bawa berita
Ceritanya tak semerdu dulu
Menangkap keluhmu kisahnya rindu
Dendangmu biru rindukan kerja
Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyianmu masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Cerita lama rindu kerja memang merata
Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyianmu masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyian cinta rindu kerja kini sudah sampai di hulu
Cair Lalu Mencair
Cok Rampal
Tinggi semakin tinggi akal memang untuk mencari
Lewat akalku aku mencari
Sampai batas mana apa yang selalu dicari
Hidup tak terasa memang mencari
Pada saat lelah bersandar rasa terjadi
Melangkah mencari lelahku terjadi
Aku tak mampu berbuat lebih hari ini
Lewat lelah aku coba mampu menikmati
Sewaktu akan berharap kadang bagai janji
Harapan menjadi rela apapun terjadi
Menanti saat yang ada segera akan kembali
Melangkah mencari lelahku terjadi
Aku tak mampu berbuat lebih hari ini
Saat lelahku datang aku tak mampu mencari
Memang tak perlu menolak saat yang terjadi
Lewat lelah aku coba mampu menikmati
Bagai titik air bumiku pasti kembali
Air mengalir kembali mencari
Lewati lelah terjadi
Kembali pergi mencari
Mengalir air dibumi
Mencair lalu mencari
0 Komentar:
Posting Komentar