Senin, 23 Januari 2012

0 Lagu Pemanjat 1996

Lagu Pemanjat
Iwan Fals

Antara hidup dan mati
Tak kan pernah aku kembali
Niatku sudah terpatri
Antara hidup dan mati

Darah keringat di batu
Terikat tali kehidupan
Rasa takut dan ragu-ragu
Mengundang dewa kematian

Berada di ketinggian
Menjawab segala tekanan
Angin kencang sebagai godaan
Kita harus mampu bertahan

Lagu pemanjat
Bukan lagu orang sekarat
Lagu pemanjat
Lagu orang yang kuat

Lagu pemanjat
Bukan hanya sekedar kuat
Lagu pemanjat
Lagu jiwa yang liat

Dinding dingin tebing terjal
Terus melambai lambaikan tangannya
Memanggil aku untuk tetap memanjati
Kehidupan yang penuh dengan misteri

Sang jari menari
Jangan berhenti
Kupasrahkan diriku
DigenggamanMu

Sang nyali bernyanyi
Di ujung kaki
Kuikhlaskan hidupku
Ya kuikhlaskan


Kudatangkan Tubuhmu
Harry Sulistiarto/Bambang Sirjhon

Langkahku semakin karam
Diantara basah humus
Arungi belukar paya
Belantara surutkan hatiku

Hari demi hariku
Sibakkan jalan
Kuterjang kegelapan
Turuti berkas sinar
Temukan wajahMu

Terjerat sudah tubuhku
Diantara duri rotan
Turuni jeram berkabut
Kerinduan merampas pikiranku

Aku harus jalani
Paruh lakon ini
Ditengah bias angan
Dan kenyataan hidup
Kugenggam parangku

Di sini
Di belantara
Di lingkar garis bumi
Kudatangkan tubuhmu
Lewat bara api unggun


Yang Mana Jalan Kesitu
Cok Rampal

Saat dipersimpangan melangkah ku terhenti
Sementara di situ jalan untuk mencari
Kenyataannya ada kadang harus berbeda
Agar sampai disana aku harus mengalami

Sementara yang kurasa
Persoalan ada memang terjadi

Suara kecil disini mengajak ku mencari

Detak waktu memacu tak pernah mau berhenti
Mengiringi langkahku membawaku bernyanyi

Nyanyian keraguan kadang memang terjadi
Kenyataannya ada tak semerdu disini
Detak waktu berlalu tak lelah mau berhenti
Diiringi napasku yang melangkah mencari

Sementara yang kurasa
Persoalan ada memang terjaga

Nyanyian persoalan memang harus terjaga
Nyanyian keraguan kadang memang terjadi


Pada Batu Dalam Diam
Harry Sulistiarto

Ketamakan membius jalan hatiku
Ribuan tegak batu bangkitkan geram
Kurasakan betapa angkuh diriku

Dari beku cengkeramku
Getar ujung pijakku
Hampir tak ku kenali diriku

Keberanian terasa sangat menyiksa
Dasar jurang mengusik mata langkahku
Kusaksikan betapa rapuh jiwaku

Dari beku cengkeramku
Getar ujung pijakku
Hampir tak ku kenali diriku

Ya aku di puncak ini
Terikat pada batu
Hampir tak kulihat apa-apa

Kesabaran membasuh hari-hariku
Hitamnya batu hitam dasar sukmaku
Kurasakan kuasaMu dalam diam

Dari beku cengkeramku
Getar ujung pijakku
Hampir tak ku kenali diriku


Iya Memang Kamu
Cok Rampal

Bukan lagi cermin
Bedak gincupun tak perlu

Kamu memang masih kamu
Dari dulu memang itu kamu

Waktu jiwamu lelah
Tanganku tak mampu tengadah
Seberang bumi sana
Keluh semakin membara

Beri ramahmu
Sementara tempatku teduh disini

Bukakan aku pintu
Agar bisa memuji dirimu

Cerita tentang merdeka
Lewat mantera sang pujangga

Kamu memang masih kamu
Dari dulu masih tetap kamu

Kata hati bertanya
Masih tegarkah jiwamu ?

Kini kunyanyikan rasa
Lewat suasana yang ada

Kamu memang tetap kamu
Kamu dari dulu kamu
Kamu memang masih kamu
Dari dulu kamu tetap kamu


8,8 mm Dalam KuasaMu
Harry Sulistiarto

Usai sudah kata kataku
Sendiri terkunci disini
Menatap belukar karang terjal
Arang semua mimpiku

Coba singkirkan gamang hati
Menjadi belati sendiri
Menembus dinding kelam langit hitam
Bersama geram di nadiku

Tanah oh tanah tanahku
Beri baja ragaku
Kan ku terjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya

Koyak sudah semua yang ada
Terkoyak ke dasar sukmaku
Sendiri tergantung di gelap malam
Berakhirkah ku disini ?

Sirna kini kesombonganku
Terhempas berkali dan luka
Diterkam beku digerus badai
Tawarkan ku tuk menyerah

Api oh api apiku
Beri bara darahku
Kan kuterjang semua yang menghadang
Ke batas takdir yang kupunya

Tuhan oh Tuhan Tuhanku
Beri mata hatiku
Tetap kusadarkan Kau pelindung diriku
PadaMu ku berserah diri


Lagu Lama Gaungnya Rata
Cok Rampal

Dari arah mana aku menyapa
Terhalang bukit dinding berbatu
Irama lama membawa berita
Ceritanya tak semerdu dulu

Tetabuhan gendangmu bertalu
Merayapi tebing gaungnya bergema
Menangkap keluhmu kisahnya rindu
Dendangmu biru rindukan kerja

Berbondong-bondong awan berarak
Mengusik langitku rautnya kelabu
Orang berarak tebarkan berita
Mengajak sadar ku mencari tahu

Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyiannya masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu

Nyanyian rindumu nyanyian duka
Semakin merdu makin menyiksa

Merantau tak mereka duga
Menyeberang tak mereka suka
Menganggur tak mereka pinta
Suara biru gaungnya rata

Nyanyian rindumu nyanyian duka
Semakin merdu makin menyiksa

Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyiannya masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu

Irama lamaku bawa berita
Ceritanya tak semerdu dulu
Menangkap keluhmu kisahnya rindu
Dendangmu biru rindukan kerja

Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyianmu masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Cerita lama rindu kerja memang merata

Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyianmu masih yang dulu
Lagunya bukan lagu yang baru
Nyanyian cinta rindu kerja kini sudah sampai di hulu


Cair Lalu Mencair
Cok Rampal

Tinggi semakin tinggi akal memang untuk mencari
Lewat akalku aku mencari
Sampai batas mana apa yang selalu dicari
Hidup tak terasa memang mencari

Pada saat lelah bersandar rasa terjadi
Melangkah mencari lelahku terjadi

Aku tak mampu berbuat lebih hari ini
Lewat lelah aku coba mampu menikmati

Sewaktu akan berharap kadang bagai janji
Harapan menjadi rela apapun terjadi
Menanti saat yang ada segera akan kembali
Melangkah mencari lelahku terjadi

Aku tak mampu berbuat lebih hari ini
Saat lelahku datang aku tak mampu mencari
Memang tak perlu menolak saat yang terjadi
Lewat lelah aku coba mampu menikmati

Bagai titik air bumiku pasti kembali
Air mengalir kembali mencari

Lewati lelah terjadi
Kembali pergi mencari

Mengalir air dibumi
Mencair lalu mencari

0 Komentar:

Posting Komentar