Jumat, 20 Januari 2012

0 Aku Sayang Kamu 1986

Aku Sayang Kamu
Iwan Fals

Susah susah mudah kau kudekati
Kucari engkau lari kudiam kau hampiri
Jinak burung dara justru itu kusuka
Bila engkau tertawa hilang semua duka

Gampang naik darah omong tak mau kalah
Kalau datang senang nona cukup ramah
Bila engkau bicara persetan logika
Sedikit keras kepala ah dasar betina

Ku suka kamu
Sungguh suka kamu
Ku perlu kamu
Sungguh perlu kamu

Engkau aku sayang sampai dalam tulang
Banyak orang bilang aku mabuk kepayang
Aku cinta kamu bukan cinta uangmu
Aku puja selalu setiap ada waktu

Ku suka kamu
Sungguh suka kamu
Ku perlu kamu
Sungguh perlu kamu

Langsat kuning cina warna kulit nona
(Rambut kepang dua kadang ekor kuda)
Bibir merah muda lesung pipit pun ada
Wajah cukup lumayan dapat poin enam
Kalau nona berjalan rembulan pun padam






Lho

Iwan Fals/Bagoes AA

Kuberlari bersama hati
Memandang sejuta pilihan
Kuikuti kehendak hati
Bersama tawa antara kita

Yang seakan lupa diri
Kumemilih kaupun pilih sendiri
Tanpa kompromi dan kita ingin

Aku dapati yang kan kucari
Dan sore ini segalanya mimpi
Sejuta selera yang telah berbeda
Tak akan juga berbunga nyata

Pikirkan lagi sebelum kau jadi
Banyak hari yang kan pasti
Dan hari terus berganti silakan cari






Ya Hu Ha He Ha

Iwan Fals

Ringkik kuda betina
Kala melihat lawan jenisnya
Menari didepan kaca
Bandingkan cantik wajahnya

Oleskan gincu dibibir
Cibirkan senyum menyindir
Ya hui ha he ha ya ha hui

Sepintas terdengar samar
Dan lengking suara biola
Ringkik kuda betina
Meliuk rayu telinga

Meluncur segala rayuan
Dari mulut kuda jantan
Ya hui ha he ha ya ha hui

Betina pura bodoh
Betina pura pura bego
Nyanyikan jampi jampi
Menjala jantan jadilah jodoh

Ringkik kuda betina
Membuat sang jantan gila
Tak sadar kalau dirinya
Dimainkan seperti sebuah bola

Oleskan gincu dibibir
Cibirkan senyum menyindir
Ya hui ha he ha ya ha hui






Selamat Tinggal Malam

Iwan Fals

Selamat tinggal malam yang hitam
Antar aku pergi ikhlaskan
Ramah memang kita berteman
Tempuh jalan yang kelam

Terima kasih malam yang hitam
Banyak kau ajarkan padaku
Segala dosa segala luka
Segala cela segala-galanya

Pernah kau kecewa padaku
Sebab ku tak percaya padamu
Bahwa hari ada malam hari ada siang
Hari ada pagi hari adalah hari

Engkau hanya diam dengarkan
Tawaku yang keras cemooh
Dengar ucapmu dengar katamu
Dengar khotbahmu dengar bohongmu

Oh malam maafkan aku
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Tak percaya padamu

Hari ada pagi
Hari ada malam
Hari ada siang
Dalam hari selalu ada kemungkinan

Oh malam maafkan aku
Yang lupa saat itu
Oh malam maafkan aku
Pernah cemoohkan kamu

Hari ada pagi
Hari ada malam
Hari ada siang
Dalam hari selalu ada kemungkinan
Dalam hari pasti ada kesempatan 






Timur Tengah I

Iwan Fals

Ada tanya dalam kepala
Waktu lihat muak yang hingar
Di setiap sudut

Ada mati dibalik tembok
Waktu timah panas mencabik
Hati nurani

Merah merah merah merah
Dilangit
Merah merah merah merah
Ditanah

Derap langkah bakar amarah
Kepal tangan hadirkan darah
Dibungkam diam

Kabar angin didekat jantung
Bahwa hari sedang menangis
Tergores pedih

Merah merah merah merah
Dimata
Merah merah merah merah
Dilidah

Dengar nyanyi anak kemarin
Tentang sedih tanah terkasih
Yang tak pernah habis

Doa ibu sambil menangis
Antar bocah agar tak resah pergi
Ke pintu mati

Merah dilangit
Merah dimata
Merah ditangan
Merah dilidah

Ada mati dibalik tembok
Waktu timah panas merobek
Hati nurani

Derap langkah bakar amarah
Kepal tangan hadirkan darah
Dibungkam diam

Merah merah merah merah
Dilangit
Merah merah merah merah
Ditanah
Merah merah merah merah
Dimata
Merah merah merah merah
Dilidah
Merah merah merah merah
Dijantung
Merah merah merah merah
Dijidat
Merah merah merah merah
Dihidung
Merah merah merah merah






Timur Tengah II

Iwan Fals

Tuhan tolong dengarkan
Nyanyian pinggir jalan
Malam dibawah bulan
Dalam waktu yang rawan

Marah dibawah tanah
Dilangit ada merah
Menuju satu arah
Bakar bakar

Disana ada bohong
Disana ada mayat
Disana ada suara
Bom bom

Raut muka resah
Orang orang susah
Ada banyak mata
Buta

Resah luka kaki
Semakin menjadi
Ada banyak kuping (telinga)
Tuli

Malam hampir pagi
Debu jalan datang lagi
Malam hampir pagi
Bising mesin bunyi lagi

Malam hampir pagi
Kelicikan mulai lagi
Malam hampir pagi
Teriakku hilang lagi






Jangan Tutup Dirimu

Iwan Fals

Dari hati yang paling dalam
Kudendangkan sebuah lagu temani sepi
Sejenak iringi nurani

Ada jarak diantara kita
Selimuti sekian waktu telah tersita
Ingin ku hilang jarak terbentang
Semoga

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan buang pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Buat apa kau diam saja
Bicaralah agar aku semakin tahu
Warna dirimu duhai permata

Kau mimpiku aku tak bohong
Seperti yang kau kira seperti yang selalu kau duga
Pintaku kau percayalah
Usah ragu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan campakkan pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan hancurkan pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat erat
Jangan lemparkan pelukku yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu






Gali Gongli

Iwan Fals

Lelaki kecil usia belasan
Rokok di tangan depan kedai tuak
Diselah gurau tiga temannya
Diatas koran asik main domino

Dilokalisasi pinggiran kota
Yang nama dosa mungkin tak bicara
Neraka poster indah kamar remang
Engkau lahir lelaki kecil malang

Gali Gongli bocah karbitan
Besar dari belaian ribuan bapak
Gali Gongli anak rembulan
Hidup dari bibir yang iklankan
Tubuh mulus ibunya

Lelaki kecil usia belasan
Usai berjudi pagi habis subuh
Kembali ia ditelan sepi
Entah esok apalagi
Hari depan
Hari depan






Kota

Iwan Fals

Kota adalah rimba belantara buas dari yang terbuas
Setiap jengkal lorong terpecik darah
Darah dari iri darah dari benci
Bahkan darah dari sesuatu yang tak pasti

Kota adalah rimba belantara liar dari yang terliar
Setiap detik taring taring tajam menancap
Setiap menit lidah lidah liar
Rakus menjulur lapar

Tangis bayi adalah
Lolong serigala dibawah bulan
Lengking tinggi merobek
Batu batu tebing keras dan kejam

Bernapas diantara sikut
Licik dan garang
Bergerak diantara ganasnya
Selaksa gerah

Kota adalah hutan belantara akal
Kuat dan berakar
Menjurai didepan mata
Siap menjerat leher kita

Tangis bayi adalah
Lolong serigala dibawah bulan
Lengking tinggi merobek
Batu batu tebing keras dan kejam






Ya Ya Ya Oh Ya

Iwan Fals/Tommy Marie

Lagi sebuah kenyataan
Telah kutemui
Dan kini kuhadapi
Di malam gelap ini

Kebencian dalam hatiku
Yang akrab denganmu
Akhirnya menipuku
Hingga lahirkan rindu

Yayaya oh ya
Nafsuku yang membunuh dendamku
Gerakku akalku

Ternyata banyak hal yang tak selesai
Hanya dengan amarah
Bagaikan senyummu yang sanggup menahan
Gemuruh hatiku

Kehangatan damai kasihmu
Terbukti telah mampu
Tundukkan keangkuhan
Diriku selama lamanya

Yayaya oh ya
Seutuh kesadaran diriku
Cintaku untukmu

Download



0 Komentar:

Posting Komentar