3BULAN
Iwan Fals
Tiga bulan lamanya kau dalam penjara
Teman
Seratus butir telur ayam di pasar
Hilang engkau ganyang
Palu keras bapak hakim berbunyi tegas
Terbayang
Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan
Malah engkau tawan
Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan
Nikmat benar
Seratus juta uang negara terbang melayang
Masuk kantong tuan
Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan
Terdengar sumbang
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman
AKU BERJALAN
Iwan Fals
Aku berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota
Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan
Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor
Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun
Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita
BENCANA ALAM
Iwan Fals
Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?
Menjelang saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua
Bencana alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia di dunia
Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan
Bencana alam melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin kaya kana petaka yang sama
Akhirnya ku merenung pula
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa
Mungkinkah kau merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang kuasa
Oh oh ampunilah semua
GAYA TRAVOLTA
Helmy
Go go go goyang
Gaya Travolta kaum remaja
Seperti
Mince, Dince, Ance, Luce
Mabok disko yang merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan
Tante tante dan si om senang
Tak mau ketinggalan
Di jalanan pun dia latah
Pinggulnya bergoyang
Sebuah bemo datang dari belakang
Menubruk pantat tante
Keringat mengucur
Make up nya luntur
Si tante kecebur lumpur
IBU
Totok Gunarto
Menjelang saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya
Sembilan bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendir
Doa puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat
Dan ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir hingga binasa
Ku renung selalu
Aku menyesal pernah kecewakan hatinya
Aku menyesal pernah kecewakan hatinya
Aku menyesal pernah kecewakan hatinya
IMITASI
Iwan Fals
Join join dong aku kita kumpul duit
Dana siap kita berangkat
Pakaian rapi celana potongan nabi
Taplak meja dirombak jadi dasi
Pergi kita cari sasaran
Malam ingin melepas keresahan
Lihat Poppy pakai rok mini
Lihat Nancy pakai bikini
Tapi sayang sudah di booking papi papi
Otakku tegang begitupun kawan sejalan
Cepat putar haluan
Tancap gas kita ngacir
Pergi ke taman lawang
Paginya Totok malamnya Titik
Paginya Sunarto malam Sunarti
Paginya Ahmad malamnya Asye
Paginya Ismet malam Isye
Aku melongo persis kebo bego
Jidat mengkerut persis jidat Darto
Lihat itu potongan habisnya mirip perempuan
MAK
Iwan Fals
Mak perut Udin keroncongan
Belum makan dari tadi malam
Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah penuh tambal
Inah malu sama teman teman
Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi pelajaran
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit
Si Ibu bingung harus bagaimana
Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Mak nanti kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang
Kata ketiga putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis dia
Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Terngiang jelas permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Menangis dia
Dalam kalut
Ia selalu mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya pengobatan suaminya
Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat memerlukan duit
Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu tersiksa
MODEL GOMBRANG
Totok Gunarto
Tahukah teman model celana sekarang
Oooo...
Celana yang atasnya gombrang
Itu Celana bukan untuk wanita
Oooo...
Itu celana yang benar untuk pria
Untuk mengatasi penderitaan sementara
Bila anda sedang nonton film panas
Dengan gadisnya
Agar kagak ngepress bisa kemana-mana
Stir kiri stir kanan leluasa
Tahukah teman model baju sekarang
Hmmm...
Model baju gombrang kedodoran
Itu baju bukan untuk pria
Hmmm...
Itu baju yang benar untuk wanita
Untuk mengatasi penderitaan sementara
Bila anda sedang nonton film panas
Sama cowoknya
Agar kagak ngepress bisa kemana-mana
Bercanda berdua leluasa
Kini ku anjurkan bila sedang nonton film panas
Cewek jangan pake baju ngepress-ngepress
Cowok jangan pake celana mepet-mepet
Bila anda nekat pasti akan tersiksa
PEMBORONG JALAN
Iwan Fals
Deru mesin motor jelas terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?
Oh oh kasihan
Bayar pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan
Pemborong berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan istri paling mudah
Tak ingat jalan dan pekerja
Oh oh kasihan
Nasib pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang
PERJALANAN
Iwan Fals
Hari telah jauh siang
Ketika baru datang
Lama ku diperjalanan
Hampir sembilan jam berada
Di bis tua sialan
Pergi pukul tiga malam
Berjejalnya penumpang
Duduk disampingku seorang
Nenek yang tak mau diam
Panas kuping pantat pegal
Ingin kencing malu bilang
Bau bensin aku mual
Nenek muntah banyak benar
SURAT DARI PAMAN DI DESA
Iwan Fals/Helmy
Kubaca surat dari paman di desa
Berdebar hati
Sepetak tanah paman di desa di gusur
Sakit hatinya tak berdaya
Hanya ada Menangis
Si buyung kecil meronta
Seakan ingin berontak
Tanah warisan yang hanya sepetak itu
Mengapa pula harus di gusur
TENGKULAK
Totok Gunarto
Disebut apa orang yang semacam dia
Menawarkan jasa lalu meminta sumbangan
Perlakuan orang kaya mungkin juga
Tengkulak namanya itu pun hanya kataan
Kapankah engkau kan menjadi pahlawan
Menolong umat manusia tak minta imbalan
Mungkin dahulu jaman perang keluargamu
Pernah tertolong oleh orang yang engkau tekan
Didunia ini katanya
Tak pernah ada yang abadi
Semuanya akan berganti
Apa engkau tak menyesal
Bila dia nanti
Kaya dan dermawan
Sadarlah
Tengkulak
Sekarang
Sesaat memang engkau mendapat pujian
Selangit dari orang yang baru engkau kenal
Karena mulut manismu yang selalu didepan
Memang lidah tak bertulang kau praktekan itu
Pasti semua orang nantinya kan tau
Dan maafkan saja kalau dia membalasmu
Tinggalkan gelar yang kau dapat dari mangsa
Kalau kau masih mau kumpul dengan manusia
Didunia ini katanya
Tak pernah ada yang abadi
Semuanya akan berganti
Apa engkau tak menyesal
Bila dia nanti
Kaya dan dermawan
Sadarlah
Tengkulak
Sekarang………!
0 Komentar:
Posting Komentar