Cikal
Iwan Fals
Kerbau dikepalaku ada yang suci
Kerbau dikepalamu senang bekerja
Kerbau disini teman petani
Ular dinegara maju menjadi sampah nuklir
Ular didalam buku menjadi hiasan tatto
Ular disini memakan tikus
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Kerbauku teman petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku besar kerbauku seram
Tetapi ia bukan pemalas
Hidupnya sederhana
Sancaku besar sancaku seram
Mengganti kulit keluar sarang makan dan bertapa
Hidupnya sederhana
Ularku ular sanca
Kerbauku kerbau petani
Ularku memakan tikus
Kerbauku teman petani
Walau kerbauku bukan harimau
Tetapi ia bisa seperti harimau
Kerbauku tetap kerbau
Kerbau petani yang senang bekerja
Sancaku melilitnya
Kerbauku tidak terganggu
Karena sancaku dan kerbau
Temannya petani
Lalu dimana anak anak sang tikus?
Bayi bayi bayi
Murni dan kosong
Bayi bayi bayi
Bayi ya bayi
Kalau kita sedang tidur dan tiba tiba saja kita terbangun
Karena lubang hidung kita terkena kumis harimau
Mungkin kita akan lari ya lari
Tetapi bayiku tidak
Bukan karena bayiku belum bisa berlari
Aku percaya
Aku percaya
Bayiku tidak akan pernah berfikir
Bahwa harimau itu jahat
Bayiku menarik narik kumis
Dan memukul mukul mulut harimau
Harimau malah memberikan bayiku mainan
Bayiku menjadi bayi harimau
Bayi harimau anak petani
Seperti sanca melilit kerbau
Ia ada di gorong gorong kota
Lantas apa agamanya?
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku murni dan kosong
Ia ada di gorong gorong kota
Kerbauku kerbau petani
Ularku ular sanca
Bayiku bayi harimau
Ia ada di gorong gorong kota
Bayi bayi bayi
Murni dan kosong
Bayi bayi bayi
Bayi harimau
Bayi bayi bayi
Yang berkalung sanca
Bayi bayi bayi
Yang di susui kerbau
Cendrawasih
Iwan Fals/Mahesa Ibrahim
Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih
Kabarkan berita duka alam raya
Hati bumi luka anak durhaka
Terjungkal merintih menghiba
Rindu tergoda oleh tembok
Dendam menampakkan wajah gelap
Tetes air mata para malaikat
Berjatuhan kelahan berdebu
Tak hirau akan kesuburan
Kering menindas nurani
Ha ha
Ha ha
Ha ha
Ha ha
Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih
Kabarkan cerita menyayat
Bulan berdengung didalam bayangan
Menghadirkan rupa yang tajam
Dibibir tebing kelam tinggi
Lirih terdengar angin berdoa
Gairah harum lembut kebebasannya
Laksana aroma bunga hutan
Tercium dari puncak gunung
Gemetar sadar terancam
Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih
Di buru luka karena keindahannya
Kesadaran bersinar dengan merdeka
Nyanyi jiwa melebihi tanya
Ada apa gerangan wahai cendrawasih ?
Lingkar matamu hitam letih batinmu
Beratkah deritamu wahai cendrawasih ?
Murung paruhmu kicaukan keluh
Ada apa gerangan ?
Sayap sayap cinta membela bianglala
Sayap sayap cinta membela cakrawala
Sayap sayap cinta membela nuraninya
Ada
Iwan Fals
Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada
Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada
Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada
Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada
Hanya tak terasa ada disana
Hanya tak terasa ada disini
Hanya tak terasa apa yang dirasa
Ada dan tak ada mungkin tak berbeda
Ada yang ada
Ada yang tak ada
Nyatanya ada
Nyatanya tak ada
Antara ada
Antara tak ada
Ada antara
Diantara ada dan tak ada
Antara ada disini
Rasa disini
Ada antara disana
Dimana rasa?
Antara ada disini
Nalar disini
Ada antara disana
Dimana nalar?
Ada dan tak ada
Nyatanya ada
Menari dan bernyanyilah
Langit dan bumi nyatanya ada
Tapi tersimpan di cakrawala
Untuk Yani
Iwan Fals
Rembulan tenang dan bisu
Anak bangsa berjalan
Berdesakan bagai tikus di jalan yang licin
Berdesakan bertanya pada masa silam
Apa nasib buni pertiwi?
Angin subuh memupuri
Tubuh tubuh hitam dengan kabut
Rembulan bisu napasnya mengalir tenang
Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?
Rembulan tenang dan bisu
Anak bangsa bergerak
Berdesakan didalam kereta malam
Berdesakan dari desa desa ke kota
Apa nasib bumi pertiwi?
Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?
Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?
Rembulan tenang dan bisu
Anak bangsa berbaris
Berharapan didepan gerbang pendidikan
Berharapan bermimpi tentang masa depan
Apa nasib bumi pertiwi?
Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?
Wahai kenyataan alam
Wahai kenyataan diri
Wahai kenyataan zaman
Apa nasib bumi pertiwi?
Intro
Iwan Fals
Dalam gelap berjalan
Membelah belantara akal
Sendiri
Sendiri
Selalu sendiri
Pada terang kumerenung
Mencari kesejatian
Mencari
Mencari
Selalu mencari
Pada ruang
Pada waktu
Aku ingin datang
Pada ruang
Pada waktu
Aku ingin datang
Gitar kayu kumainkan
Suaranya lahirkan tanya
Bertanya
Bertanya
Selalu bertanya
Alam Malam
Iwan Fals
Malam malam terjebak didalam keraguan
Mana utara mana selatan?
Melihat ketegangan melihat kegelapan
Melihat banyak pertanyaan
Apa? Siapa? Mengapa? Orang orang bingung
Apa? Siapa? Mengapa? Jangan bingung bingung
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Menjadi anak alam lahir diujung malam
Bumi bunda bapak angkasa
Merasakan udara membawa peristiwa
Merenungkan pengalaman
Apa? Siapa? Mengapa? Orang orang bingung
Apa? Siapa? Mengapa? Jangan bingung bingung
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Mendengar lagu baru nyanyikan lagu lama
Bermain bersama sama
Menemu kebebasan membebaskan temuan
Mengalami kekosongan
Apa? Siapa? Mengapa? Orang orang bingung
Apa? Siapa? Mengapa? Jangan bingung bingung
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Hei apa yang dicari? Tak usah cari cari
Semuanya ada disini
Dimana kehidupan disitulah jawaban
Jawabannya nyanyikanlah
Nyanyi Menyanyi Nyanyikan
Indonesia Raya
Bingung Merenung Merenung
Menjadi gunung
Bingung Mengalir Mengalir
Menjadi air
Bingung Merenung Merenung
Menjadi gunung
Mengalir Mengalir Mengalir
Menjadi air
Biar saja suka suka
Jangan hiraukan mereka biar saja
Bingung Merenung Merenung
Menjadi gunung
Mengalir Mengalir Mengalir
Menjadi air
Mengalir Mengalir Merenung
Menjadi gunung
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Alam malam Alam malam Alam maya da da
Alam malam
Proyek 13
Iwan Fals
Meskipun kurang paham tentang radiasi
Meskipun kurang paham tentang uranium
Meskipun kurang paham tentang plutonium
Ku tahu radioaktif panjang usia
Aku tak tahu sampahnya ada dimana
Aku tak tahu pula cara menyimpannya
Aku tak yakin tentang pengamanannya
Karena kebocoran pun ada disana
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Aku menolak akal yang tanpa hati
Aku menolak teknologi tanpa kendali
Aku tak mau mengijonkan masa depan
Demi listrik sedikit banyak keruwetan
Sama sekali ku tak anti teknologi
Tapi aku lebih percaya pada hati
Aku tahu listrik penting buat industri
Tapi industri jangan ancam masa depan
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Daripada susah payah beli reaktor
Daripada pusing karena sampah nuklir
Daripada malu kepada anak cucu
Aku bergerak menyanyikan kehidupan
Informasi tentang ini harus diberikan
Bahaya dunia maju harus disingkirkan
Rasa gengsi tak perlu diteruskan
Pembangunan PLTN harap hentikan
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Oh apa yang sesungguhnya sedang terjadi
Apa yang akan terjadi nanti
Untuk listrik banyak memerlukan sumber energi
Pilihan itu tentu jadi kucurigai
Sebab di negeri maju reaktor ditutupi
Bukan alasan agar republik ini beli
Aku lebih suka tenaga matahari
Aku lebih suka tenaga panas bumi
Aku lebih suka dengan tenaga angin
Aku lebih suka tenaga arus laut
Untuk Bram
Iwan Fals
Panji panji putih putih
Berkibar setengah tiang
Burung burung merpati
Menebarkan melati
Lampu suci dinyalakan
Dalang tua berdoa
Wayang kayon diletakkan
Lakon mulai dilakukan
Rahasia dibeberkan
Peristiwa dijelaskan
Bayangan dihidupi
Cermin hati dibagi
Alam semesta
Menerima perlakuan sia sia
Diracun jalan napasnya
Diperkosa kesuburannya
Rayat menilai
Menerima penderitaan curang
Digusur jalan hidupnya
Digoda kemakmurannya
Lakon selesai
Penonton pulang kerumahnya
Membawa hati yang bertanya tanya tanya
Siapa tadi yang menjadi korban
Dijawabnya tanya tanya
Pertanyaan abadi ditanyakan lagi
Tanyakan tanyakan tanyakan tanyakan
Pertanyaan abadi ditanyakan lagi
Ditanyakan ditanyakan ditanyakan
Pulang Kerja
Iwan Fals
Kucing hutan ibu dan anak berang berang
Tikus salju dan harimau kumbang berwarna coklat
Mereka berkelahi untuk kehidupan
Yang aku rasakan adalah keseimbangan
Kucing hutan lari karena kalah berkelahi
Ibu berang berang pulang kerumah
Kucing hutan bertemu tikus salju
Ibu berang berang bercanda dengan anak anaknya
Karena lapar kucing hutan menerkam tikus salju
Tikus salju malah mendapatkan teman
Kucing hutan yang gagal gagal lagi
Tikus salju biasa saja sudah nasibnya selamat
Dari balik bukit dikaki cemara
Aku melihat mulut harimau berlumuran darah
Kucing hutan yang gagal ia terkapar
Akhirnya mati
Sudah takdir harimau mendatangi berang berang
Tetapi berang berang sudah pulang
Sementara tikus salju entah pergi kemana
Harimau itu kesepian
Aku terkesima
Aku terkesima
Aku terkesima terkesima
Duhai langit
Duhai bumi
Duhai alam raya
Kuserahkan ragaku padamu
Duhai ada
Duhai tiada
Duhai cinta
Ku percaya
0 Komentar:
Posting Komentar